Matarakyat24.com, Jakarta — Upaya membangun kualitas sumber daya manusia sejak usia dini kembali mengemuka dalam kegiatan Ngobrol Bareng Legislator bertajuk “Membangun Generasi Emas dengan Makan Bergizi Gratis” yang digelar pada Kamis, 18 Desember 2025, pukul 13.00 WIB. Kegiatan ini menjadi ruang diskusi strategis yang menegaskan bahwa pemenuhan gizi anak bukan sekadar isu kesehatan, melainkan fondasi masa depan bangsa.
Anggota Komisi I DPR RI, Ir. H. M. Endipat Wijaya, M.M., dalam pemaparannya menekankan bahwa program Makan Bergizi Gratis merupakan investasi jangka panjang negara untuk menyiapkan Generasi Emas Indonesia 2045. Menurutnya, kualitas generasi masa depan sangat ditentukan oleh apa yang dikonsumsi anak-anak hari ini.
Indonesia, lanjutnya, tengah berada dalam momentum bonus demografi dengan lebih dari 60 persen penduduk berada pada usia produktif. Namun, peluang tersebut masih dibayangi oleh tantangan serius, salah satunya angka stunting yang masih berada di kisaran 21 persen. Kondisi ini bukan hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga pada perkembangan kognitif, kesehatan jangka panjang, serta daya saing bangsa.
“Program Makan Bergizi Gratis hadir sebagai solusi nyata, bukan sekadar wacana. Anak-anak harus mendapatkan asupan gizi seimbang setiap hari agar mampu belajar dengan optimal,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa anggaran yang dialokasikan untuk program ini bukan beban negara, melainkan tabungan bangsa karena investasi gizi terbukti memberikan manfaat ekonomi berlipat di masa depan.
Lebih lanjut, Endipat Wijaya juga menyoroti tantangan implementasi di lapangan, terutama terkait distribusi pangan, kualitas dapur, keamanan makanan, dan pengawasan di wilayah yang sangat beragam. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, sekolah, tenaga kesehatan, UMKM, serta masyarakat menjadi kunci keberhasilan program.
Selain berdampak pada kesehatan anak, program Makan Bergizi Gratis juga dinilai mampu menggerakkan perekonomian lokal. Pelibatan petani, nelayan, dan UMKM pangan setempat tidak hanya memastikan ketersediaan bahan makanan segar, tetapi juga memperkuat ekonomi rakyat.
Sementara itu, Yanto, Ph.D., Wakil Dekan Fakultas Teknik UNIKA Atmajaya, menambahkan bahwa generasi emas tidak lahir secara instan, melainkan melalui proses panjang sejak masa kandungan hingga usia sekolah. Dalam proses tersebut, gizi menjadi faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia.
Ia mengungkapkan bahwa masih banyak anak yang datang ke sekolah tanpa sarapan atau hanya mengonsumsi makanan tinggi gula dan rendah nutrisi, sehingga berdampak pada konsentrasi dan prestasi belajar. Melalui program Makan Bergizi Gratis, sekolah diharapkan tidak hanya menjadi tempat belajar akademik, tetapi juga ruang pembentukan kebiasaan hidup sehat.
Menurutnya, program ini juga memiliki efek berganda bagi perekonomian daerah apabila dijalankan dengan melibatkan sumber daya lokal. Namun demikian, transparansi, akuntabilitas, serta pengawasan publik tetap diperlukan agar program berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan.
Kegiatan Ngobrol Bareng Legislator ini menegaskan bahwa keberhasilan program Makan Bergizi Gratis tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah, tetapi juga pada peran aktif orang tua, sekolah, dan masyarakat. Dengan komitmen bersama, program ini diharapkan mampu melahirkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing global, sebagai fondasi menuju Indonesia Emas 2045.












