Jakarta, 22 Oktober 2025 —
Semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi rakyat kembali digaungkan dalam Forum Diskusi Publik bertajuk “Peran Koperasi Merah Putih dalam Meningkatkan Ekonomi Rakyat” yang digelar pada Rabu (22/10). Kegiatan ini menghadirkan sejumlah narasumber lintas bidang, di antaranya Ir. H. M. Endipat Wijaya, M.M. (Anggota Komisi I DPR RI), Dr. Rulli Nasrullah, M.Si. (Praktisi Kehumasan dan Pakar Budaya Digital), serta Didi, S.E.Ak., M.Ak. (Pegiat Literasi Digital).
Dalam forum yang berlangsung interaktif ini, para pembicara menyoroti pentingnya koperasi, khususnya Koperasi Merah Putih, sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan di tengah transformasi digital dan tantangan pasca-pandemi.
Anggota Komisi I DPR RI, Ir. H. M. Endipat Wijaya, dalam paparannya menekankan bahwa koperasi bukan sekadar entitas ekonomi, melainkan gerakan sosial yang berakar pada nilai solidaritas. Ia mengungkapkan bahwa meskipun terdapat lebih dari 127 ribu koperasi aktif dengan 27 juta anggota di Indonesia, kontribusinya terhadap PDB nasional baru mencapai 5,1 persen.
“Ini menunjukkan potensi koperasi masih jauh dari optimal. Koperasi Merah Putih hadir membawa semangat nasionalisme ekonomi, menegaskan bahwa kemandirian bangsa harus dimulai dari penguatan ekonomi rakyat,” ujarnya.
Endipat juga menyoroti upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Koperasi Merah Putih. Sistem keuangan berbasis aplikasi yang diterapkan memungkinkan anggota memantau langsung perputaran dana, menciptakan transparansi dan partisipasi nyata. Menurutnya, hal ini menjadi fondasi penting dalam membangun kembali kepercayaan publik terhadap gerakan koperasi.
Sementara itu, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si., memaparkan bahwa koperasi tidak hanya berperan dalam sektor ekonomi, tetapi juga sebagai ruang belajar digital bagi masyarakat. Ia menilai Koperasi Merah Putih berhasil menjadi model penerapan teknologi dalam tata kelola ekonomi berbasis komunitas.
Hingga Agustus 2025, tercatat lebih dari 81 ribu desa dan kelurahan telah membentuk Koperasi Merah Putih — mencakup 96 persen wilayah administratif di Indonesia. “Ini bukan sekadar angka, tetapi simbol kebangkitan ekonomi rakyat di tingkat lokal,” ujarnya.
Rulli juga menyoroti pentingnya transparansi digital yang diatur melalui regulasi seperti PMK No. 49/2025, yang memungkinkan koperasi mendapatkan plafon pinjaman hingga Rp3 miliar dengan sistem pelaporan daring. “Keterbukaan data mengajarkan masyarakat memahami aliran dana dan menumbuhkan budaya digital yang jujur dan akuntabel,” tambahnya.
Ia menegaskan, di tengah derasnya arus informasi, kepercayaan digital (trust) adalah aset sosial paling berharga. Karena itu, koperasi perlu membangun reputasi digital positif dengan komunikasi terbuka dan edukatif di ruang publik.
Pembicara ketiga, Didi, S.E.Ak., M.Ak., menyoroti peran koperasi dalam konteks komunikasi publik dan pembangunan sosial. Menurutnya, Koperasi Merah Putih merupakan manifestasi nyata dari cita-cita ekonomi Pancasila sekaligus pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 yang menekankan pembangunan ekonomi dari desa.
Didi menjelaskan bahwa keberhasilan koperasi tidak hanya diukur dari keuntungan finansial, tetapi juga dari kemampuannya membangun ekosistem komunikasi dan kepercayaan sosial. “Koperasi yang terbuka, partisipatif, dan berbasis digital akan menjadi lokomotif ekonomi baru. Bukan karena besar modalnya, tetapi karena kuat jaringannya,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa keterlibatan generasi muda menjadi kunci keberlanjutan gerakan koperasi. Dengan kemampuan digital dan kreativitas anak muda, koperasi dapat bertransformasi menjadi ruang kolaborasi ekonomi yang lebih dinamis dan transparan.
Forum ini menyimpulkan bahwa Koperasi Merah Putih tidak sekadar program pemerintah, melainkan gerakan sosial yang menghidupkan kembali semangat “dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.”
Di tengah tantangan globalisasi dan disrupsi digital, koperasi diharapkan menjadi jembatan antara nilai tradisional gotong royong dan inovasi modern. Melalui tata kelola yang transparan, akuntabel, serta berorientasi pada kesejahteraan bersama, Koperasi Merah Putih diyakini mampu menjadi pilar utama ekonomi rakyat menuju Indonesia Emas 2045.












