Koperasi Merah Putih Jadi Penggerak Ekonomi Nasional dari Desa

Jakarta, 9 September 2025 – Forum Diskusi Publik bertajuk “Koperasi Merah Putih Perkuat Ekonomi Nasional” menghadirkan dua narasumber, yaitu Wildan Hakim, S.Sos., M.Si. (Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Al Azhar Indonesia) dan Didi, S.E., Ak., M.Ak., CA., AWM., Cert.IFR., CRMO., AWP. (Pegiat Literasi Digital). Keduanya menekankan pentingnya koperasi sebagai soko guru perekonomian bangsa dan solusi nyata dalam memperkuat ekonomi kerakyatan.

Wildan Hakim menegaskan bahwa kehadiran Koperasi Merah Putih yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025 dengan 80.081 unit koperasi desa, merupakan langkah strategis membangun kemandirian ekonomi dari akar rumput. “Desa adalah pusat kekuatan ekonomi bangsa. Hampir 43 persen tenaga kerja Indonesia masih bekerja di sektor berbasis desa seperti pertanian, perikanan, dan peternakan. Koperasi hadir untuk memperkuat posisi mereka,” ungkapnya.

Menurutnya, koperasi mampu memotong rantai distribusi yang panjang sehingga hasil panen tidak lagi bergantung pada tengkulak. Selain itu, koperasi juga dapat menyediakan kebutuhan dasar masyarakat, mulai dari sembako murah, pupuk bersubsidi, hingga layanan kesehatan. “Jika setiap desa memiliki koperasi yang berfungsi optimal, maka desa tidak hanya membangun ekonominya, tetapi juga menciptakan kemandirian,” tambah Wildan.

Di sisi lain, Didi menekankan bahwa Koperasi Merah Putih bukan hanya program administratif, melainkan sebuah gerakan besar berbasis gotong royong. Diluncurkan melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025, koperasi ini diarahkan melalui tiga fase: pembentukan kelembagaan, penguatan kapasitas, dan pengembangan ekosistem usaha.

“Koperasi Merah Putih lahir sebagai instrumen untuk mengembalikan koperasi sebagai soko guru ekonomi rakyat, sejalan dengan amanat Pasal 33 UUD 1945. Dengan basis desa, koperasi diharapkan mampu mengoptimalkan potensi lokal, dari pertanian, perikanan, hingga pariwisata,” jelas Didi.

Lebih jauh, ia menekankan pentingnya digitalisasi koperasi. Penerapan aplikasi pencatatan transaksi, simpan pinjam, hingga pemasaran produk desa secara online dinilai sebagai kunci transparansi sekaligus perluasan pasar. “Bayangkan bila koperasi desa bisa memasarkan produk pertanian atau kerajinan melalui marketplace. Produk lokal tidak hanya menjangkau lingkup desa, tetapi juga pasar nasional bahkan internasional,” katanya.

Keduanya sepakat bahwa meski menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan SDM, rendahnya literasi keuangan, dan kesenjangan digital di ribuan desa, koperasi tetap menjadi pilar penting untuk memperkuat ekonomi nasional. Dukungan pendampingan pemerintah, pengawasan transparan, serta partisipasi aktif masyarakat menjadi faktor penentu keberhasilan gerakan ini.

Forum ini menutup diskusi dengan satu pesan penting: Koperasi Merah Putih adalah jalan kolektif menuju kemandirian bangsa. Dengan menggabungkan semangat gotong royong, kekuatan desa, dan pemanfaatan teknologi digital, koperasi diyakini mampu menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *