Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Saudaraku, betapa banyak diriku dan dirimu melakukan kemaksiatan, kapankah engkau melakukan pertaubatan? Jiwamu sarat dengan senda gurau, hatimu kosong dari ketakwaan, engkau menyia-nyiakan waktu muda dengan permainan, dan di waktu senja engkau menangisi masa muda yang telah engkau lalaikan. Dalam majelis pengajian engkau menangis terhadap sesuatu yang telah hilang, dan jika engkau keluar darinya engkau akan kembali melakukan pelanggaran. Tak ada daya bagi nasehat yang kuberikan selama pintu telah ditutup dihadapanmu. Berkali-kali aku menyentuh hatimu, namun kulihat hatimu telah hilang bersama mereka yang telah kehilangan hati nuraninya. Wahai yang hatinya berada dalam kesibukan, bagaimana engkau dapat memahami pembicaraan. Engkau sungguh telah membuat iblis bersuka ria jika engkau diusir dari hadapan-Nya. Ini adalah ratapan kesedihan, alangkah mengerikan orang-orang yang diabaikan, yaitu mereka yang diabaikan oleh-Nya dan tidak menemukan lagi penyebab untuk mendekat-Nya. Wahai orang-orang yang terhalang dari menemani para kekasih-Nya, bersungguhsungguhlah dengan penuh kerendahan dan tumpahan air mata, lalu katakan, “Aku tersesat di daerah larangan yang mencelakakan orang yang melewatinya, aku orang yang telah diletakkan di hadapanku penghalang, setiap kali aku ingin berdiri maka aku didudukkan dan dijauhkan oleh para pengawal karena dosa-dosa yang kulakukan, tidak memiliki bekal, kendaraan dan kekuatan, lalu kemanakah aku akan pergi? Semoga kelembutan dibalik tirai kegaiban memudahkan bagiku akan beratnya penderitaan.”
Saudaraku, sungguh berbahagia orang-orang yang telah menyaksikan akhirat tanpa perantara. Mereka telah melihat apa yang telah disiapkan oleh Allah Ta‟ala. gerangan apakah yang menyebabkan mereka menguruskan jasad-jasad mereka dan menjadikan tenggorokan mereka kehausan, mereka meninggalkan tempat tidur dan menjadikan zikir kepada-Nya sebagai tujuan utama mereka.
Wahab bin Munabbih berkata, “Allah telah mewahyukan kepada salah seorang nabi, “Sesungguhnya jika engkau ingin tinggal bersamamu di wilayah yang suci, maka jadilah engkau sendirian di dunia, menyendiri, risau dan sedih, bagaikan burung yang menyendiri di suatu hamparan bumi yang luas. Ia minum dari mata air, makan dari ujung dedaunan, dan apabila malam telah tiba ia mencari perlindungan seorang diri karena takut pada burung-burung yang lain dan ia ingin mencari ketentraman pada Tuhannya.”
Dan diriwayatkan dari Sufyan al-Tsauri bahwasanya ia berkata: Pernah ada seorang ahli ibadah lewat di hadapan seorang rahib (pendeta), si ahli ibadah berkata, “Wahai rahib, bagaimanakah engkau mengingat kematian?” si rahib menjawab, “Tidakkah aku mengangkat satu kaki dan tidak meletakkannya kecuali aku khawatir saat itu aku akan mati”. Si ahli ibadah berkata „Bagaimanakah kegiatanmu melakukan ibadah? Si rahib menjawab, “Aku mendengar bahwa ada seseorang yang mendengar tentang surga lalu ia masih mendapatkan waktu sesaat melainkan ia shalat dua rakaat”. Berkata si ahli ibadah “Wahai rahib, kenapa kalian memakai pakaian yang serba hitam?” rahib menjawab, “Karena pakaian ini adalah pakaian orang yang tertimpa musibah”. Berkata si ahli ibadah, “Apakah semua rahib telah ditimpa oleh musibah?” si rahib menjawab, “Wahai saudaraku, musibah apakah yang lebih besar daripada musibah dosa terhadap para pelakunya”. Sang ahli ibadah berkata, “Maka tidaklah aku mengingat perkataan itu melainkan aku menangis.”
Saudaraku, sungguh, musibah telah menimpa kita semua. Berapa banyak dosa yang telah kita perbuat dan berapa maksiat yang telah kita lakukan?
Pernahkah kita menangisinya, menyesalinya dan menganggap sebagai musibah terbesar, daripada musibah kehilangan pangkat, jabatan, kedudukan, istri, suami, anak serta semua yang kita cintai?
Saudaraku, kembalilah kepada Allah, bertaubatlah. Tirulah mereka yang hatinya lembut dan jiwanya membumbung ke langit, walau tapak kakinya berpijak di bumi.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Heart_Laundry
#Kapankah_Engkau_Bertaubat