JAUHKAN MUSIBAH, RENUNGKAN MAKSIAT!

 

Khazanah

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

 

Saudaraku , kita tentu menginginkan Allah SWT mengubah keadaan kita. Oleh karena itu, tiada jalan terbaik melainkan meninggalkan perbuatan maksiat. Membiarkan maksiat adalah maksiat besar. Tidakkah kita takut jika Allah SWT murka karena maksiat-maksiat kita? Tidakkah kita ngeri Allah SWT mendatangkan berbagai macam bencana akibat maksiat yang kita pelihara….?! 

 

Saudaraku, mari bersama menghadap kepada Allah SWT, menyesalkan semua tindakan bodoh yang telah kita lakukan, memohon ampunan, mengharapkan pertolongan-Nya untuk kita dan seluruh kaum muslimin. Jangan ragu Allah SWT pasti meng-ampuni dosa-dosa kita. Bukankah Dia Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya? 

 

Saudaraku, telah banyak musibah plus bencana yang menimpa negeri kita. Yakinilah, wahai saudaraku, bahwa musibah lebih disebabkan oleh perbuatan-perbuatan maksiat kita. Dan ketahuilah, sesungguhnya bencana hanya dapat ditangkal dengan memperbanyak taubat kepada Allah SWT. Seperti ungkapan Ali bin Abi Thalib, ”Bencana kerap disebabkan oleh kemaksiatan. Dan hanya taubatlah yang dapat memalingkannya.” 

 

Sedangkan kenyataannya kini, kita dalam kondisi yang kritis dan dihimpit bencana yang dahsyat. Maka tidak ada jalan keluar lain kecuali dengan bertaubat dan kembali kepada Allah SWT. 

 

Ketahuilah, wahai saudaraku, umat-umat yang dibinasakan sebelum Islam disebabkan oleh kemaksiatan mereka. Mengapa Adam AS diusir dari surga? Sebab maksiat tentunya. Mengapa Iblis mendapat laknat dari Allah? Jawabnya adalah maksiat. Mengapa kaum Nuh AS ditenggelamkan? 

 

”Maka Kami bukakan pintu-pintu  langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata-air-mata-air maka bertemulah air-air itu untuk satu urusan yang sungguh telah ditetapkan.” (QS. AlQamar: 11-12) jawabannya adalah karena kemaksiatan. 

 

Mengapa Allah SWT menenggelamkan Firaun dan bala tentaranya? 

”Maka Kami hukumlah Fir‟aun dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Lihatlah bagaimana akibat-akibat orang yang lalim.” (QS. Al-Qasash: 40) Apakah bukan karena kemaksiatan? 

 

Mengapa kaum Luth menjadi binasa? Ketika Jibril dengan ujung sayapnya mengangkat kota mereka ke langit hingga malaikat mendengar lolong anjing mereka, kemudian menghempaskannya ke bumi. Allah SWT berfirman, “Maka Kami jadikan bagian atas kota itu terbalik ke bawah dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang keras.” (QS. Al-Hijr: 74) karena kemaksiatan yang mereka lakukan. 

 

 

Mengapa Allah SWT melenyapkan kaum „Ad dan kota mereka yang tidak tertandingi? “Lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang kamu tidak melihatnya. Dan Allah Maha Melihat akan apa yang kamu kerjakan?” (QS. Al-Ahzab : 9). 

 

Saudaraku, perhatikanlah, betapa dosa-dosa telah banyak membinasakan umat terdahulu. Ketika pasukan Muslimin menaklukkan Qubrus dan memukul mundur pasukan Romawi, sementara kaum Muslimin merayakan kemenangannya, nampak Abu Darda RA, seorang sahabat besar menangis. Ditanya perihal kesedihannya, Abu Darda menjawab, ”Aku menangisi umat yang telah melakukan kemaksiatan. Allah SWT kemudian meminggirkan mereka.” 

 

Sudahkah engkau, wahai saudaraku, memahami aturan mainnya, bahwa maksiat me-nyebabkan kebinasaan umat? Tapi Allah SWT masih mencintai kita melalui bencanabencana-Nya yang kelak dapat menggerakkan umat untuk melakukan perubahan. 

 

Suatu hari Anas bin Malik RA mengunjungi Aisyah. Dan ia berkata, ”Ibu, terangkan padaku tentang gempa yang terjadi.” 

 

Aisyah RA pun menerangkan, ”Gempa terjadi bila maksiat merajalela. Zina adalah pemandangan yang lumrah. Minuman menjadi konsumsi umum dan dosa-dosa besar tidak lagi luar biasa. Allah pun kemudian memerintahkan, 

 

”Timpakan gempa pada mereka.” 

”Apakah merupakan azab bagi mereka?” tanyanya lagi. ”Tidak, namun merupakan rahmat dan peringatan bagi kaum muslimin. Sementara bagi mereka yang kafir adalah azab.” 

 

Perhatikanlah, wahai saudaraku, bagaimana Ibunda Aisyah r.a. mempersepsikan sebuah bencana yang menimpa. Apakah kita termasuk orang yang beriman ataukah orang yang ingkar kepada Allah dengan maksiat-maksiat kita. 

 

Oleh karena itu, wahai saudaraku, jangan pernah meremehkan dosa-dosa kecil, sebab ia akan membesar dan menyengsarakan dan membinasakan kita. Sekarang…kita sudah dan barangkali sedang merasakan adanya goncangan gempa akibat kelalaian kita. Tidakkah kita perhati-kan bagaimana Allah SWT menegur kita? Tidakkah kita tergerak hati untuk menghabisi maksiat-maksiat kita? Tidakkah takut melihat rumah-rumah yang hancur di hadapan kita yang memakan korban harta dan jiwa? 

 

Saudaraku, ubahlah kondisi diri kita masing-masing. Demi Allah, pertolongan tidak akan datang dari langit kecuali terhadap umat yang beriman dan melakukan kesalehan. Bukanlah ”Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka mengubah kondisi mereka sendiri.” (QS. 

Ar-Ra‟d: 11) ? 

 

Janganlah kita merasa tenang setelah melakukan maksiat karena tidak ada dosa yang tanpa sanksi. Kita yang bangga berbuat dosa, lebih dibenci Allah dari sekedar maksiat yang kita lakukan. 

 

”Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka ber-gembira dengan apa yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa mereka dengan sekonyongkonyong, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An‟am: 44) 

 

Sebab itu, wahai saudaraku, jangan sekali-kali meremehkan Allah! Kita harus mawas diri bila Allah menganugerahkan karunia-Nya. Jangan-jangan ketika Allah SWT menganugerahkan nikmat, suatu saat Allah SWT datangkan azab karena kita sedang dalam keadaan lalai akan perintah-Nya. 

 

Demi Allah, jika Allah SWT mendatangkan azab tidak ada satu pun makhluk yang bisa menolaknya. 

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Heart_Laundry

#Jauhkan_Musibah_Renungkan_Maksiat

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *