Fadli Zon : Kolaborasi Kunci Dalam Manfaatkan Budaya Lokal

banner 120x600

Matarakyat24.com, Bogor – Indonesia jumlah suku bangsa dan bahasanya sagatlah banyak totoanya lebih dari 1000 bahasa dan suku bangsa.

Budaya berasal dari budaya kreasi lokal. Salah satunya adalah silat (silat cimandeh). Di Azer Baizar ada 3000 orang yang belajar silat dan silat ini adalah budaya lokal Indonesia. Budaya Bogor patok pataoknya sangat banyak contohnya silat, rumah bambu, budaya ngadongen, kabayan, jang jawokan dan budaya kecapi suling.

“Indonesia merupakan ibukota budaya dunia karena semua budaya yang ada di dunia itu ada di negara kita Indonesia”. Ujar Fadlizon (Anggota Komisi I DPR RI) dalam Pertunjukan Rakyat dengan tema “Potensi Budaya Lokal sebagai Identitas Bangsa” pada Sabtu (30/9/2023).

Ketika berbicara tentang budaya lokal sangat kaya akan budaya tinggal bagaimana membentuk budaya lokal menjadi identitas bangsa Indonesia.

“Kita tentunya tidak mau budaya kita kalah dengan budaya Barat. ketika kita kehilangan budaya kita maka kita akan kehilangan identitas kita dan Ketika kokoh dengan identitas kita, kita tidak akan kemana mana dan tau dengan tujuan kita”, ujar Fadli zon.

Putra Gara (Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bogor) salah satu narasumber memaparkan bahwa budaya di 40 Kecamatan di Kabupaten Bogor pada setiap wilayahnya itu berbeda-beda. Terdapat satu moment dalam satu tahun yaitu cucurak.

Cucurak merupakan makan bersama dewan kesenian sekaligus memberikan apresiasi pelestari budaya seperti pelestari budaya silat, budaya kujang dan pelestari lainnya.

Untuk melestarikan budaya salah satu cara yang dilakukan dengan melakukan festival-festival yaitu festival film pendek terkait potensi budaya daerah agar tidak tergerus oleh zaman.

“Kita harus bersama-sama dalam melestarikan budaya-budaya lokal dan kita harus bangga dengan budaya kita”, ucap Putra.

Senada dengannya, Dr. Nursodik Gunarjo, S.Sos (Plt Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) juga menyampaikan bahwa Budaya lokal merupakan warisan yang tidak ternilai. Budaya bukan hanya tumpukan warisan tetapi juga merupakan benang merah yang menyatukan seluruh bangsa Indonesia.

“Dalam era globalisasi budaya lokal dihadapkan dengan berbagai tentangan dimana budaya kita terpapar dampak globalisasi. Kita harus memanfaatkan budaya lokal dengan mendukung festival atau budaya lokal dengan mendukung generasi muda belajar dan memahami budaya sendiri”, tambah Nursodik.

Dalam era digital teknologi menjadi alat yang sangat berguna dalam memanfaatkan budaya lokal. Individu dan komunitas dengan mudah bisa berbagi konten. Kolaborasi adalah kunci dalam memanfaatkan budaya lokal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *