Matarakyat24.com, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI, Elnino M. Husein, menghadiri forum diskusi publik yang membahas peran transformasi digital dalam mendukung ketahanan pangan dan kesehatan masyarakat, Selasa (3/9). Acara ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan mulai dari akademisi, komunitas digital, hingga perwakilan masyarakat.
Dalam paparannya, Elnino menekankan bahwa transformasi digital bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan di tengah tantangan global seperti krisis iklim, gejolak harga pangan, dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Menurutnya, teknologi dapat menjadi kunci untuk memastikan akses pangan sehat, terutama bagi kelompok rentan dan masyarakat di daerah terpencil.
“Teknologi bisa memainkan peran penting dalam tiga aspek utama: pendistribusian pangan, edukasi gizi, dan penguatan ekosistem pertanian lokal,” jelas Elnino.
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional dan BPS, prevalensi stunting anak di Indonesia masih berada di angka 21,5% pada tahun 2024, dengan ketimpangan yang cukup besar antara perkotaan dan perdesaan. Sementara itu, data Kementerian Kesehatan menunjukkan lebih dari 65% masyarakat Indonesia belum memenuhi standar konsumsi gizi seimbang.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Elnino mendorong kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, komunitas digital, dan masyarakat. Ia mencontohkan bagaimana aplikasi digital dapat memperpendek rantai distribusi pangan, menghubungkan langsung petani dengan konsumen, serta menekan harga.
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya literasi gizi melalui platform edukasi digital, kampanye media sosial, hingga keterlibatan content creator lokal untuk menyampaikan informasi sehat dengan cara yang mudah dipahami masyarakat.
“Pemerintah memiliki peran strategis dalam memastikan infrastruktur digital yang inklusif. Namun, koneksi saja tidak cukup—isi dari konektivitas itu harus berorientasi pada pemberdayaan, termasuk sektor pangan dan kesehatan,” tambahnya.
Sebagai anggota Komisi I, Elnino mendorong pengembangan inovasi seperti dashboard pangan berbasis data real-time, pemetaan daerah rawan pangan dengan bantuan AI dan satelit, hingga logistik pintar untuk menyalurkan bantuan tepat sasaran.
Ia menutup paparannya dengan menekankan bahwa makanan sehat adalah hak dasar setiap warga negara. “Kolaborasi digital bukan hanya soal teknologi, tetapi soal keadilan akses, solidaritas sosial, dan komitmen bersama untuk membangun bangsa yang sehat secara fisik dan mental,” tegasnya.