Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Saudaraku , marilah kita awali renungan kita dengan istighfar (astaghfirullah al-azhim), minimal seratus kali. Astaghfirullah al-azhim (100 x). Lalu keluarkan air mata…, air mata penyesalan. Tumpahkan penyesalan di hadapan-nya. Penyesalan karena kita telah berburuk sangka kepada Allah.
Saudaraku, tidakkah kita ingat, ketika Allah SWT menguji kita dengan kemiskinan, kepayahan, dan kemelaratan tanpa disadari mulut yang tak bertulang ini berkata, ”Duh, kenapa Allah ini tidak adil kepadaku. Aku kan shalat, puasa, taat kepada-Nya, tapi mengapa kemiskinan membelenggu aku? Dan mengapa orang yang tidak taat kepada Allah, tumbuh menjadi orang yang kaya raya?”
Katakanlah mulai sekarang, ”Ya Allah, aku zalim kepada diriku. Ya Rabb, aku telah buruk sangka kepada-Mu, ampuni aku.” Rabbana zhalam-na anfusana wa in lam taghfir lana wa tarhamna lanakunanna minal mumtarin.
Saudaraku, tanpa kita sadari, mulut kita sering berdusta demi meraih keuntungan, demi meraih laba. Demi Allah, tidak ada bisnis yang paling menguntungkan dan laba paling banyak selain berbisnis dan me-minta laba kepada Allah. Lalu, mengapa Anda, wahai para pedagang, mengurangi takaran karena ingin meraih keuntungan? Tidakkah kita ingat bahwa setiap kali kita membuat makar, maka makar Allah lebih dahsyat?
Jujurlah…Allah SWT mencintai orang yang jujur. Dengan kejujuran pun kita akan bisa meraih keuntungan. Dusta besar kalau kita mengatakan, ”Ah, mana mungkin aku akan bisa dapat untung kalau tidak jujur.”
Benar, setan la‟natullah ‟alaih memang tidak akan pernah henti menggelincirkan kita. Ia menakut-nakuti kita dengan kefakiran. Innasy-syaithana ya‟idukum al-faqra. Tapi akankah bisikan setan kita ikuti, padahal dia adalah musuh yang nyata bagi kita ‟aduwwun mubin‟?
Mengapa kita tidak mau mencontoh Rasulullah SAW? Padahal, beliau adalah tajir shadiq wa amin ‟pedagang yang jujur dan dapat dipercaya‟? lalu dengan serta merta kita mengatakan ‟Aku cinta Rasulullah‟. Tidakkah kita malu? Bukankah ini tidak jujur?
Saudaraku, beristighfarlah, bertaubatlah dari ketidak jujuran kita selama ini, sebelum ajal menjemput kita, sebelum semua isi kubur dibongkar, sebelum semua yang hidup dimatikan.
Astaghfirullah al-azhim
Astaghfirullah al-azhim
Astaghfirullah al-azhim
Saudaraku, mengapa kita suka dengan hidup yang sebentar? Mengapa kita senang meraih keuntungan sesaat yang mengundang laknat-Nya?
Cukuplah ayat ‟wailul lil muthaffifin‟ menjadi peringatan yang ampuh bagi kita. Oleh karena itu, jangan dijual ‟nurani kejujuran‟ hanya untuk meraih keuntungan sesaat. Demi Allah, saya bersumpah, kalau Anda tanya hati nurani Anda, anda akan mengatakan bahwa kecurangan yang dilakukan selama ini adalah tidak benar.
Maka marilah kembali mengucapkan….
Astaghfirullah al-azhim
Astaghfirullah al-azhim
Astaghfirullah al-azhim
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Heart_Laundry
#Ampuni_Aku_Ya_Rabb