Dewasa ini khalayak maupun kaum ahli acapkali condong memandang negara sebagai suatu faktor negatif, terutama dalam
hubungan dengan perkembangan ekonomi melalui berbagai sektor, yang paling terbaru adalah media sosial sebaga platform ekonomi yang giat digemari sampai hari ini. Hal ini mewakili suatu kecenderungan kearah neo-liberalisme yang tidak sangat berbeda dari
suasana yang menguasai bagian terbesar abad ke XIX, ketika bebas berfungsinya kekuatan-kekuatan pasar diharap akan memajukan
pembangunan ekonomi secara riil, dan peranan negara dipandang paling banter bersifat marjinal.
Emansipasi Ekonomi
Emansipasi dalam bidang ekonomi merupakan suatu kenyataan yang dituangkan dalam setiap konten media sosial sebagai gerakan berbagi yang dilakukan oleh berbagai kalangan yang aktif mengkonsumsi media sosial. Orang dapat menyebutkan emansipasi kaum buruh, kaum tani, rakyat-rakyat kulit berwarna, minoritas-minoritas rasial, etnik atau religius,kaum wanita, kaum muda dan banyak kategori lainnya.
Pemerintahan suatu negara yang berfungsi sebagai pengontrol aktivitas rakyatnya memberikan evolusi total dalam bidang ekonomi terkhususnya rakyatnya yang berkontribusi sebagai pegiat media sosial baik penonton maupun pembuat, meski sering di intervensi beberapa kebebasan yang sebenarnya positif untuk disimak.
Di masyarakat Romawi awal, emansipasi adalah pemberian kebebasan oleh seorang tuan pada seorang budak yang termasuk dalam patrimo
nium atau mancipium-nya, atau oleh seorang bapak manumission (berkuasa penuh atas milik-miliknya) kepada seorang anak lelaki yang telah mencapai usia dewasa.
Evolusi Total
Dalam mendefinisikan proses-proses yang membentuk totalitas evolusi sosial, ‘emansipasi’ merupakan istilah yang lebih cocok daripada ‘modernisasi.’ Emansipasi dalam artian pembebasan dari belenggu-belenggu alamiah maupun buatan manusia adalah sebuah proses yang tidak berkembang dalam suatu cara unilinear, yang tidak ambigu. Ia lebih merupakan suatu proses dialektis, yang maju dalam gelombang-gelombang berututan. Hanya sebagai suatu proses dialektis, yang emansipatorik dalam skala menyeluruh dapatlah evolusi manusia
difahami sebagai suatu konsep analitis yang berdaya.
Kecenderungan sekarang untuk memandang media sosial sebagai faktor penentu dan asyik, telah memuat ragam konten baik itu yang berbau religius, sensual, seksual, sosial, kebudayaan dan lain-lain, telah memberikan dampak signifikan bagi ekonomi beberapa kelompok yang seharusnya mereka tidak lagi terjun kedalamnya seperti kalangan artis yang sudah terlanjur terkenal. Dengan demikian untuk mencapai evolusi total bagi perekonomian rakyat kecil, sudah seharusnya deretan artis memberikan ruang bagi mereka yang belum terkenal untuk aktif membuat konten (para artis bila perlu jadi penonton). Jika emansipasi ekonomi dapat berjalan dengan maksimal.
Konten dalam Pasar Bebas
Pada tahun 1776, karya Adam Smith _The Wealth of Nations_ diterbitkan. Anjurannya akan perdagangan bebas agaknya merupakan sebuah tanda
akan suatu kesadaran baru bahwa kepentingan-kepentingan ekonomi nasional Inggris tidak memerlukan perlindungan negara lagi, sekalipun telah kita saksikan betapa tarif-tarif protektif terhadap import tekstil-tekstil dari India bahkan dinaikkan pada tahun 1813.
Anjuran Adam Smith tentang perdagangan bebas, merupakan kesadaran baru. Jika kita menukik sedikit kutipan tentang anjuran Adam Smith, maka konten-konten yang termuat dalam media sosial merupakan arena tempur pada pasar bebas yang sedang dikontrol oleh tangan-tangan tersembunyi termasuk Negera. Akan tetapi, tidak sedikit negara memberikan tanggapan yang tidak seharusnya kepada konten-konten berbau kritik kebijakan dan negara membentengi kritik tersebut dengan kebijakan pula. Hal ini dapat dilihat sebagai upaya sadar negara agar elektabilitasnya tidak terganggu, sehingga negara dianggap negatif bagi emansipasi ekonomi.