Matarakyat24.com, Banten — Seminar “Literasi Sejarah Indonesia” yang digelar Kementerian Kebudayaan pada Senin, 24 November 2025, menjadi ruang penting untuk memperkuat kembali pemahaman generasi muda tentang sejarah nasional dan lokal. Dalam kegiatan yang menghadirkan Anggota Komisi X DPR RI H. Ali Zamroni, Direktur Sejarah dan Permuseuman Prof. Dr. Agus Mulyana, dan akademisi Suparta, para pemateri menekankan urgensi literasi sejarah di tengah derasnya arus digital dan rendahnya minat baca sejarah di kalangan pelajar.
Ali Zamroni menyoroti minimnya pemahaman generasi muda terhadap tokoh dan peristiwa sejarah lokal Pandeglang, meski daerah ini menyimpan jejak penting perjuangan rakyat Banten. Ia menegaskan perlunya inovasi penyajian sejarah melalui media digital agar konten sejarah lebih dekat dengan keseharian remaja.
Senada dengan itu, Prof. Agus Mulyana menekankan pentingnya kolaborasi digitalisasi sejarah lokal. Menurutnya, arsip digital, museum virtual, dan peta interaktif dapat menjadi cara efektif untuk mengenalkan kekayaan sejarah Pandeglang kepada publik. Ia juga mengingatkan ancaman hoaks sejarah yang semakin marak di media sosial.
Sementara itu, Suparta menyoroti masih banyaknya tradisi lisan dan situs sejarah Pandeglang yang belum terdokumentasi. Ia mendorong peran aktif generasi muda dalam membuat arsip digital serta memproduksi konten sejarah yang akurat dan menarik.
Melalui seminar ini, pemerintah, pendidik, dan masyarakat diajak untuk membangun ekosistem literasi sejarah yang modern, kritis, dan mudah diakses, sehingga sejarah tidak hanya dikenang, tetapi menjadi fondasi karakter bangsa di era digital.












